Pernah dia berkata padamu, “aku akan selalu bersama pikiran kusustku”. Kamu hanya diam sambil asyik memainkan jari-jari tanganmu. Dan dengan senyum lebarnya, dia bercerita tentang bunga matahari padamu. Tidak lama setelahnya, kamu bangun dan pergi.
Saat itu didepannya, ketika dirimu berbicara dengan orang lain, kamu bercerita tentang bunga matahari. Dia hanya diam seolah-olah bunga matahari itu tidak berarti baginya.
Tiba-tiba kamu berkata padanya, “aku ingin kamu keluar dari pikiran kusutmu”. Dia terdiam, terkejut, karena bahkan dia sendiri tidak lagi menyadari tentang pikirannya yang kusut itu.
Lalu, dia pun menatapmu dan berkata, “aku selalu membacamu dalam diam”.
Sadarkah dirimu dibuat merah olehnya?
Dayy! 